Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Mahasiswa Terdiam seperti Patung dan Mahasiswa Tertidur

Gambar
Sekarang ini mahasiswa hanya bisa diam mematung Belajar yang giat agar lulus tepat pada waktunya Mendapatkan kerja dan berumah tangga sama seperti impiannya Tak ada lagi kritik Tak ada lagi demonstrasi Kini semua tenang Semua jalanan lengang. Sekarang mahasiswa banyak tertidur. Dari realita yang tergambar penuh derita Dari kenyataan yang seharusnya mereka ubah dengan usaha Tak ada lagi mahasiswa bertengkar dengan aparat Tak ada lagi mahasiswa keluar ke jalan mengenakan almameternya Tak ada lagi teriakan dan kepalan penuh amarah Kini semua pemimpin bisa tidur nyenyak Tak perlu memikirkan lagi nasib bangsanya Karena mahasiswa, toh telah mereka tidurkan Dalam tumpukan tugas,  lembaran uang proyek,  dan kegiatan yang diciptakan berlandaskan hura-hura Terbungkamlah cita cita rakyat bangsaku, tidurlah mahasiswa Bermimpilah yang tinggi dengan penuh khidmat Karena setelah kamu bangun nanti Kamu akan menemui bangsa ini makan dengan derita berlauk duka

What Goes Beyond Love?

Gambar
Ketika kau jatuh cinta,  Ilusi mulai merayapi pikiranmu.  Sadari bahwa itu semua hanya ilusi.  Dia tidak sebaik,  sepintar,  atau setampan yang kau pikirkan.  Ketidaksempurnaannya tertutupi dengan sempurna oleh rasa cintamu yang irasional itu. Terimalah fakta bahwa dia tak sesempurna kelihatannya.  Tapi sayangnya ini cinta.  Dan cinta ada di wilayah rasa,  bukan logika. Siapapun tahu bahwa rasa selalu lebih mudah untuk mendominasi,  menyabotase nurani. Tapi,  sadari bahwa kau adalah tuan dari kedua hal ini:  pikiran sekaligus perasaan. Kau tuannya.  Saat hubunganmu berakhir,  kadang kau kesakitan, berduka, hampa, bahkan kadang sakitnya sampai terasa di dada.  Kau pikir dia orang yang takkan pernah menyakitimu,  tapi ternyata kau keliru.  Belum lagi kenangan yang acapkali menyergap tanpa isyarat. Yang memburu tanpa ketuk pintu.  Tapi,  sayang, bersedih wajar,  sepenuhnya normal.  Bersedihlah sebentar.  Namun,  setelah itu,  segera pahami bahwa sesungguhnya yang menyakitimu bukanlah

Proses Hati yang Selamat

Perasaan ini.. Kenapa sulit menerima kebenaran yang benar-benar nyata? Kenapa ketika sekali dilukai hati ini gampang marah, dan lupa dengan yang sudah pernah terjadi? Kenyataannya memang kita tak bisa melihat masa depan. Tapi kita berhak menggambar masa depan. Lihatlah pada dirimu, sudah selamat kah hatimu? Orang yang selamat hatinya jika dilukai, ia akan mengarahkan pada kebenaran Jika tetap dilukai, ia akan mencegahnya dengan langkahnya. Jika tetap dilukai, ia berdoa yang terbaik untuk yang melukai.