Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Kehilangan Dompet dan Pelajarannya

Gambar
Beberapa hari yang lalu, saya kehilangan dompet dimana saya menaruh semua uang yang saya miliki termasuk KTP, KTM, ATM, dan surat-surat lainnya yang kebetulan saya taruh di dalam dompet. Pada saat itu saya sedang mengendarai motor yang baru saja pulang kuliah. Seingat saya, saya menaruh dompet itu didalam saku celana saya. Tetapi entah mengapa setelah saya tiba di rumah, dompet itu tidak ada. Saya mencari-carinya, mengobrak-abrik semua isi tas saya, tetapi tetap saja tidak ketemu. Bagi orang lain, uang beberapa ratus ribu mungkin tidaklah banyak, tapi bagi saya untuk jumlah itu, saya perlu mengumpulkan sedikit demi sedikit dari hasil uang saku pemberian orang tua yang tidak saya jajanin selama ini. Karena selama ini, saya suka membawa bekal dari rumah. Selain bisa menghemat pengeluaran, bekal dari rumah yang dibuat oleh Ibu saya sudah tentu terjamin kesehatannya. Aaahh mengingat saya langsung terbayang betapa ribetnya mengurus lagi e-KTP dengan birokrasi Indonesia yang seperti pun

Terjebak di Lift dan Pelajarannya

Gambar
Ketika aku dan teman teman sedang duduk-duduk seraya makan di kantin kampus untuk menunggu kuliah yang dimulai jam 9 (saat itu jam 8.30). Saat kami sedang asik-asiknya berbincang, berbunyilah setiap handphone teman-temanku, kecuali aku hehe. Kebetulan pada saat itu aku sedang tidak punya kuota internet. Ternyata ada chat di grup, salah satu temanku yang sudah ada di kelas mengatakan bahwa sudah ada dosen di kelas. Kami pun buru-buru bergegas menghampiri lift. Kami naik dari lantai 1 ke lantai 6 menggunakan lift. Tiba tiba, saat melewati lantai 3, lift tersebut macet dan berhenti. Kami berlima (aku, Dona, Grasela, Vitha, dan Emi) yang sedang di lift langsung panik. Jantungku juga jadi berdegup kencang. Aku tidak suka tempat yang sempit dan sumpek, apalagi dengan status terjebak dan tidak tau bagaimana cara keluar. Dua orang temanku berteriak panik. “kamu sih ah, main main.” Kata seorang temanku pada yang lain (dan tertuduh memang sedang bercanda sesaat kejadian itu). “aih, maafk

Aku Ingin Mencintaimu dengan Tidak Sederhana

Gambar
      Jika kita menikah, aku ingin mencintaimu dengan tidak sederhana. Bangun di sepertiga malam, menyalakan lampu, untuk kemudian membangunkanmu jika masih terlelap. Atau sebaliknya, kamu yang bangunkanku dengan cubitan centilmu. Dan, kita akan shalat qiyam bersama-sama. Jika kita menikah, aku ingin mencintaimu dengan tidak sederhana. Kita akan sering berkunjung ke panti anak yatim. Kita berbagi bersama dengan mereka. Mungkin, kamu akan menjadi kuda-kudaan, bocah-bocah itu bisa menumpang ceria di pundakmu. Dan aku, sibuk mendongeng di depan mereka. Jika kita menikah, aku ingin mencintaimu dengan tidak sederhana. Kita memasak bersama. Mungkin, kita akan saling lempar tepung dengan terbahak. Atau jika aku berani, kita bisa adu masak.  Siapa yang masakannya tidak enak, harus cuci piringnya. Berani? Hehe.... Jika kita menikah, aku ingin mencintaimu dengan tidak sederhana. Di sore hari, aku memilih menyelesaikan pekerjaanku, menon-aktifkan HP,   atau menyimpan buku yang sedang kuba