What Goes Beyond Love?




Ketika kau jatuh cinta,  Ilusi mulai merayapi pikiranmu.  Sadari bahwa itu semua hanya ilusi.  Dia tidak sebaik,  sepintar,  atau setampan yang kau pikirkan.  Ketidaksempurnaannya tertutupi dengan sempurna oleh rasa cintamu yang irasional itu. Terimalah fakta bahwa dia tak sesempurna kelihatannya.  Tapi sayangnya ini cinta.  Dan cinta ada di wilayah rasa,  bukan logika.
Siapapun tahu bahwa rasa selalu lebih mudah untuk mendominasi,  menyabotase nurani.
Tapi,  sadari bahwa kau adalah tuan dari kedua hal ini:  pikiran sekaligus perasaan. Kau tuannya.  Saat hubunganmu berakhir,  kadang kau kesakitan, berduka, hampa, bahkan kadang sakitnya sampai terasa di dada.  Kau pikir dia orang yang takkan pernah menyakitimu,  tapi ternyata kau keliru.  Belum lagi kenangan yang acapkali menyergap tanpa isyarat. Yang memburu tanpa ketuk pintu.  Tapi,  sayang, bersedih wajar,  sepenuhnya normal.  Bersedihlah sebentar.  Namun,  setelah itu,  segera pahami bahwa sesungguhnya yang menyakitimu bukanlah dia, melainkan harapan-harapan yang terlanjur kau lekatkan padanya.  Orang yang memang baik untukmu tidak akan pernah meninggalkanmu. Sesederhana itu.  Rasa sakit perpisahan diibaratkan dengan ada pisau di genggamanmu,  kemudian seseorang merenggut paksa karena itu berbahaya, tapi kau justru mempertahankannya.  Jelas saja kau terluka.
Sudah,  lepaskan saja!  Lebih baik terluka sekali daripada terluka seumur hidup karena pisau akan menancap semakin dalam seiring lamanya sebuah hubungan.  Aku juga ingin bertanya sesuatu. Benarkah kau mencintainya?  Karena cinta berbeda dengan keinginan untuk memiliki.  Hasrat untuk menguasai. Cinta adalah menerima segala sisi dari diri seseorang,  termasuk menerima keputusannya untuk tidak memilihmu.  Bukankah begitu?  Kau mencintainya,  itu hakmu.  Dia tidak mencintaimu,  itu haknya.  Setelah itu,  apakah kau akan tetap mencintainya atau tidak,  itu hakmu.  Mari sadari dan hargai haknya masing-  masing. Tidak semua orang yang kau cintai akan balik mencintaimu seperti tidak semua orang yang mencintaimu juga akan kau cintai. Tapi,  tetaplah jadi dirimu sendiri.
Be true,  be real,  be you.  Don't change so the people will love you.  Just be yourself and the right people will love the right you.  Sadari juga bahwa dia tidak sesempurna kelihatannya,  semua hanya ilusi hormon orang yang sedang dimabuk asmara.  Jika mengutip yang Paulo Coelho katakan, "Jadilah tuan bagi egomu namun jadilah budak bagi nuranimu."  Pada akhirnya, hatimu pasti perlu waktu untuk menerima apa yang pikiranmu telah ketahui.  Tak apa.  Semua orang juga sama.  Tak ada orang yang benar-benar tegar selama dia masih manusia. Kau boleh kehilangan apapun di dunia ini. Tapi,  pastikan kau tidak kehilangan pelajarannya.  Dan yang terpenting dari semua,  orang pertama yang harus kau cintai adalah dirimu sendiri.
Jika kau saja tidak bisa,  mengapa kau menuntut orang lain untuk melakukannya? 
*) Dari gadis 19 tahun yang pernah patah hati berkali-kali;  Herlin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehilangan Dompet dan Pelajarannya

Unpam Murah tapi Berkualitas

Mahasiswa Terdiam seperti Patung dan Mahasiswa Tertidur